Al hamdulillah patut kita bersyukur kehadirat Allah SWT. Karena
Allah SWT telah memberikan berbagaimacam kenikmatan kepada kita, dengan
berbagaimacam kenikmatan itulah kita masih bisa berpuasa dan beirbadah, semoga
apa yang kita lakukan semuanya di ijabah Allah SWT. Sholawat serta salam kita
sampaikan kepada Rasulullah SAW, seorang Rasul yang paling khusu sholatnya,
yang paling baik akhlaknya dan yang paling sempurna puasanya, semoga kita bisa
menirunya dalam kehidupan sehari hari. Amin ya robbal alamin.
Rasulullah SAW sebagai suritauladan bagi Ummatnya dalam
segala hal. Dalam urusan berpolitik, berekonomi, berbangsa, berrumah tangga dan
dalam hal ibadah kepada Allah SWT harus mencotohi Rasulullah SAW. Sholat yang
didirikan, zakat yang dikeluarkan, haji yang di tunaikan dan puasa yang
dilaksanakan harus mencotohi Rasulullah SAW. Ummat islam agar puasanya diterima
Allah SAW dan puasanya dapat menjadikan dirinya manusia muttaqin maka harus
mengikuti cara puasanya Rasulullah SAW. Lalu muncul sebuah pertanyaan, Bagaimana
puasanya Rasulullah SAW? Kita bisa lihat keterangannya dalam sejumlah hadisnya.
Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut:
من صام رمضان
ايمانا واحتسابا غفرله ما تقدّم من ذنبه
Artinya: siapa orang yang berpuasa Ramadhan karena iman dan
mengharapkan ridha Allah, ia akan diampuni dosanya yang lalu. (HR
Bukhari-Muslim)
Menurut hadis di atas bahwa Rasulullah SAW berpuasa karena
iman dan hanya mengharapkan ridho Allah. Artinya, kita ummat Islam harus mengikuti
seperti puasa Rasulullah, yakni puasa karena iman dan mengharap ridah Allah,
puasa bukan karena ingin di puji sama tetangga, bukan ingin di puji sama atasan
dan bukan ingin di puji sama calon mertua, tapi puasa murni karena Allah.
Rasulullah berpuasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga
saja, akan tetapi Rasulullah mempuasakan semua anggota tubuhnya. Berapa banyak
orang yang berpuasa tapi hanya mendapatkan lapar dan haus saja, kenapa? Karena
mereka berpuasa hanya menahan lapar dan haus saja. Sementara matanya tetap
bermaksiat, memandangan yang dilarang Allah. mulutnya tetap menfitnah, gibah,
dusta dan mengadu domba saudaranya. Kakinya digunakan untuk mendatangi tempat
tempat maksiat. Tangannya di gunakan untuk menggenggam yang dilarang Allah.
Telingannya digunakan untuk mendengarkan kalimat kalimat yang mengandung
maksiat. Hati dan pikirannya memikirkan yang mengandung dosa, berupa ingat yang
porno porno dan lain sebagainya.
Lalu bagaimana puasa mata? Puasa mata adalah menahan
pandangan yang di haramkan, tidak di gunakan untuk kejahatan dan mata harus
digunakan untuk memandang ayat ayat Allah. Sebagaimana firman Allah sebagai
berikut:
قُلْ لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ
أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللهَ
خَبِيرٌ بِمَايَصْنَعُونَ {30} وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ
أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ…….
Artinya: “Katakanlah kepada laki-laki yang
beriman:"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS. 24:30)Katakanlah
kepada wanita yang beriman:"Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan
memelihara kemaluan mereka…. (QS An Nur: 30-31)
Menurut ayat diatas bahwa orang yang beriman harus
menahan pandangannya dari padangan yang di larang Allah, apalagi dalam bulan
suci romadan ini. Ummat islam harus mampu menahan pandangannya supaya ibadah
puasanya tidak sia sia hanya mendapatkan lapar dan haus saja. Siapa orang yang
mampu menahan pandangannya dari hal hal yang dilarang Allah maka mereka akan
disucikan Allah SAW.
Bagaimana puasanya telinga? Puasanya telinga adalah
menahan pendengaran dari mendengarkan yang dilarang Allah, music music ma’siat,
menahan pendengaran dari kalimat kalimat kotor dan jahat. Telinga harus di
gunakan untuk mendengarkan kalimat kalimat nasehat dan di gunakan untuk
mendengarkan suara suara Al Qur’an. Allah SWT berfirman sebagai berikut:
وَإِذَا سَمِعُوا مَآأُنزِلَ إِلَى
الرَّسُولِ تَرَى أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرِفُوا مِنَ
الْحَقِّ يَقُولُونَ رَبَّنَآءَامَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ
Artinya: Dan apabila mereka mendengarkan
apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan
air mata disebabkan kebenaran (al-Qur'an) yang telah mereka ketahui (dari
kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata:"Ya Rabb kami, kami telah
beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas
kebenaran al-Qur'an dan kenabian Muhammad saw). (QS. 5:83)
Menurut ayat diatas, apabila kita mendengarkan suara Al
Qur’an yang diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah SAW maka akan mencucurkan
air mata karena didalamnya terdapat kabar gembira dan kabar kebaikan untuk
ummat islam. Berkat telingan yang di gunakan untuk mendengarkan ayat ayat Allah
maka imbasnya kepada anggota tubuh yang lain. Oleh karena itu di bulan yang
penuh berkah ini maka dengarkanlah suara al Qur’an dan kalimat kalimat nasehat
supaya ibadah puasa kita di hargai Allah dengan pahala yang berlimpah.
Bagaimana puasanya lisan? Puasanya lisan adalah menahan
berbicara yang kotor, menghujat, menfitnah dan berdusta. Allah SWT berfirman
sebagai berikut:
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada
Allah dan katakanlah perkataan yang benar, (QS. 33:70)
Menurut ayat diatas bahwa orang yang beriman kepada
Allah di ajnjurkan untuk mengucapkan kalimat yang baik dan bermnafaat untuk
ummat. Yang luar biasanya adalah Allah menggandengan kalimat beriman dan
bertaqwa dengan berbicara yang baik, itu artinya ucapan yang baik menjadi
kewajiban bagi siapapun yang beriman kepada Allah. Hal ini sema’na dengan hadis
Rasulullah SAW:
من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليقول خيرا او ليسمت
Artinya:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka ucapkan yang baik
atau diam saja” (HR Bukhari—Muslim)
Bulan
puasa adalah bulan Al Qur’an, karena didalamnya Allah menurunkan Al Qur’an, itu
artinya di bulan suci romadan ini kita harus membaca Al Qur’an dan berdzikir
kepada Allah. Inilah kalimat yang paling baik untuk kita basahi lidah ini. Dari
pada kita membicarakan aib orang, bicara yang kotor dan dusta lebih baik baca
Al Qur’an dan berdzikir kepada Allah. Karena Rasulullah SAW di bulan suci
romadan selalu tadarus dan membaca Al Qur’an.
Bagaimana
puasanya hati? puasanya hati adalah mengosongkan hati dari cinta dunia yang
berlebihan, mengosongkan bentuk bentuk kesyirikan, keyakinan yang batil,
bisikan bisikan yang jahat, niat niat yang busuk dan pikiran pikiran yang kotor
dan porno.
Seharusnya
hati digunakan untuk merasakan kondisi masyarakat di sekitarnya, sehingga
muncul rasa kasih sayang di antara sesama. hati di gunakan untuk mentadabur
ayat ayat Allah berupa ayat ayat qauliah dan ayat ayat qauniah dan hati juga
harus digunakan untuk dzikrullah, hati yang senantiasa berdzikir kepada Allah
akan mendatangkan kedamaian dalam diri. Sebagaimana firman Allah
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللهِ
أَلاَبِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah.Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram. (QS. 13:28)
Rasulullah
SAW seorang Nabi yang mempuasakan seluruh anggota tubuhnya seperti yang telah
kami jelaskan diatas, oleh karena itu, lewat mimbar yang mulia ini saya ingin
mengajak saudara saudaraku seiman dan seaqidah untuk mengikuti cara puasa
Rasulullah SAW. Sehingga dengan demikian kita menjadi manusai yang muttaqin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar