Rabu, 28 Agustus 2013

CARA RASULULLAH BERPUASA



Al hamdulillah patut kita bersyukur kehadirat Allah SWT. Karena Allah SWT telah memberikan berbagaimacam kenikmatan kepada kita, dengan berbagaimacam kenikmatan itulah kita masih bisa berpuasa dan beirbadah, semoga apa yang kita lakukan semuanya di ijabah Allah SWT. Sholawat serta salam kita sampaikan kepada Rasulullah SAW, seorang Rasul yang paling khusu sholatnya, yang paling baik akhlaknya dan yang paling sempurna puasanya, semoga kita bisa menirunya dalam kehidupan sehari hari. Amin ya robbal alamin.

Rasulullah SAW sebagai suritauladan bagi Ummatnya dalam segala hal. Dalam urusan berpolitik, berekonomi, berbangsa, berrumah tangga dan dalam hal ibadah kepada Allah SWT harus mencotohi Rasulullah SAW. Sholat yang didirikan, zakat yang dikeluarkan, haji yang di tunaikan dan puasa yang dilaksanakan harus mencotohi Rasulullah SAW. Ummat islam agar puasanya diterima Allah SAW dan puasanya dapat menjadikan dirinya manusia muttaqin maka harus mengikuti cara puasanya Rasulullah SAW. Lalu muncul sebuah pertanyaan, Bagaimana puasanya Rasulullah SAW? Kita bisa lihat keterangannya dalam sejumlah hadisnya.

Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut:
من صام رمضان ايمانا واحتسابا غفرله ما تقدّم من ذنبه
 Artinya: siapa orang yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan ridha Allah, ia akan diampuni dosanya yang lalu. (HR Bukhari-Muslim)

Menurut hadis di atas bahwa Rasulullah SAW berpuasa karena iman dan hanya mengharapkan ridho Allah. Artinya, kita ummat Islam harus mengikuti seperti puasa Rasulullah, yakni puasa karena iman dan mengharap ridah Allah, puasa bukan karena ingin di puji sama tetangga, bukan ingin di puji sama atasan dan bukan ingin di puji sama calon mertua, tapi puasa murni karena Allah.

Rasulullah berpuasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga saja, akan tetapi Rasulullah mempuasakan semua anggota tubuhnya. Berapa banyak orang yang berpuasa tapi hanya mendapatkan lapar dan haus saja, kenapa? Karena mereka berpuasa hanya menahan lapar dan haus saja. Sementara matanya tetap bermaksiat, memandangan yang dilarang Allah. mulutnya tetap menfitnah, gibah, dusta dan mengadu domba saudaranya. Kakinya digunakan untuk mendatangi tempat tempat maksiat. Tangannya di gunakan untuk menggenggam yang dilarang Allah. Telingannya digunakan untuk mendengarkan kalimat kalimat yang mengandung maksiat. Hati dan pikirannya memikirkan yang mengandung dosa, berupa ingat yang porno porno dan lain sebagainya.

Lalu bagaimana puasa mata? Puasa mata adalah menahan pandangan yang di haramkan, tidak di gunakan untuk kejahatan dan mata harus digunakan untuk memandang ayat ayat Allah. Sebagaimana firman Allah sebagai berikut:

قُلْ لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَايَصْنَعُونَ {30} وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ…….

Artinya: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman:"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS. 24:30)Katakanlah kepada wanita yang beriman:"Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka…. (QS An Nur: 30-31)

Menurut ayat diatas bahwa orang yang beriman harus menahan pandangannya dari padangan yang di larang Allah, apalagi dalam bulan suci romadan ini. Ummat islam harus mampu menahan pandangannya supaya ibadah puasanya tidak sia sia hanya mendapatkan lapar dan haus saja. Siapa orang yang mampu menahan pandangannya dari hal hal yang dilarang Allah maka mereka akan disucikan Allah SAW.

Bagaimana puasanya telinga? Puasanya telinga adalah menahan pendengaran dari mendengarkan yang dilarang Allah, music music ma’siat, menahan pendengaran dari kalimat kalimat kotor dan jahat. Telinga harus di gunakan untuk mendengarkan kalimat kalimat nasehat dan di gunakan untuk mendengarkan suara suara Al Qur’an. Allah SWT berfirman sebagai berikut:
وَإِذَا سَمِعُوا مَآأُنزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَى أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرِفُوا مِنَ الْحَقِّ يَقُولُونَ رَبَّنَآءَامَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ

Artinya: Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (al-Qur'an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata:"Ya Rabb kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran al-Qur'an dan kenabian Muhammad saw). (QS. 5:83)

Menurut ayat diatas, apabila kita mendengarkan suara Al Qur’an yang diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah SAW maka akan mencucurkan air mata karena didalamnya terdapat kabar gembira dan kabar kebaikan untuk ummat islam. Berkat telingan yang di gunakan untuk mendengarkan ayat ayat Allah maka imbasnya kepada anggota tubuh yang lain. Oleh karena itu di bulan yang penuh berkah ini maka dengarkanlah suara al Qur’an dan kalimat kalimat nasehat supaya ibadah puasa kita di hargai Allah dengan pahala yang berlimpah.

Bagaimana puasanya lisan? Puasanya lisan adalah menahan berbicara yang kotor, menghujat, menfitnah dan berdusta. Allah SWT berfirman sebagai berikut:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, (QS. 33:70)

Menurut ayat diatas bahwa orang yang beriman kepada Allah di ajnjurkan untuk mengucapkan kalimat yang baik dan bermnafaat untuk ummat. Yang luar biasanya adalah Allah menggandengan kalimat beriman dan bertaqwa dengan berbicara yang baik, itu artinya ucapan yang baik menjadi kewajiban bagi siapapun yang beriman kepada Allah. Hal ini sema’na dengan hadis Rasulullah SAW:
من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليقول خيرا او ليسمت

Artinya: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka ucapkan yang baik atau diam saja” (HR Bukhari—Muslim)

Bulan puasa adalah bulan Al Qur’an, karena didalamnya Allah menurunkan Al Qur’an, itu artinya di bulan suci romadan ini kita harus membaca Al Qur’an dan berdzikir kepada Allah. Inilah kalimat yang paling baik untuk kita basahi lidah ini. Dari pada kita membicarakan aib orang, bicara yang kotor dan dusta lebih baik baca Al Qur’an dan berdzikir kepada Allah. Karena Rasulullah SAW di bulan suci romadan selalu tadarus dan membaca Al Qur’an.

Bagaimana puasanya hati? puasanya hati adalah mengosongkan hati dari cinta dunia yang berlebihan, mengosongkan bentuk bentuk kesyirikan, keyakinan yang batil, bisikan bisikan yang jahat, niat niat yang busuk dan pikiran pikiran yang kotor dan porno.

Seharusnya hati digunakan untuk merasakan kondisi masyarakat di sekitarnya, sehingga muncul rasa kasih sayang di antara sesama. hati di gunakan untuk mentadabur ayat ayat Allah berupa ayat ayat qauliah dan ayat ayat qauniah dan hati juga harus digunakan untuk dzikrullah, hati yang senantiasa berdzikir kepada Allah akan mendatangkan kedamaian dalam diri. Sebagaimana firman Allah

 الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللهِ أَلاَبِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. 13:28)
Rasulullah SAW seorang Nabi yang mempuasakan seluruh anggota tubuhnya seperti yang telah kami jelaskan diatas, oleh karena itu, lewat mimbar yang mulia ini saya ingin mengajak saudara saudaraku seiman dan seaqidah untuk mengikuti cara puasa Rasulullah SAW. Sehingga dengan demikian kita menjadi manusai yang muttaqin.
 Abdul Hakim Abubakar (AHAB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar