Selasa, 23 April 2013

MELANTIK PEJABAT ALA RASULULLAH SAW



Dalam sebuah riwayat yang di keluarkan oleh Imam At Tirmidzi bahwa, suatu hari Rasulullah SAW mengutus Mu’adz bin Jabbal menjadi Gubernur di Yaman. Sebelum keberangkatannya ke Yaman Rasulullah SAW berpesan atau melantik Mu’adz bin Jabbal  dengan sabdanya sebagai berikut :

اتق الله حيثماكنت وأتبع السيّئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن (رواه الترميذى)

Artinya: bertaqwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada, ikutkannlah segenap keburukan yang kamu lakukan dengan kebabaikan, karena itulah yang dapat mengahapusnya dan bergaullah dengan orang orang dengan akhlak yang baik. (HR At Tirmidzi)

Menurut hadis diatas bahwa 3 hal yang harus di lakukan Mu’adz bin Jabbal dalam menjalankan masa tugasnya selama berdinas :

Pertama: اتق الله حيثماكنت bertaqwalah kepada Allah dimana saja kamu berada. Yang dimaksud bertaqwa kepada Allah dalam kesendirian, sebagaimana kamu bertaqwa kepadaNya pada saat keramaian orang banyak, salah satu hal yang dapat membantu seseoarang agar bisa bertaqwa adalah dia yakin kalau Allah selalu melihatnya dalam segala keadaan. Kenapa harus bertaqwa dimana saja berada? Karena selama bertugas di Yaman Mu’adz bin Jabbal jauh dari penglihatan dan pengawasan Rasulullah, juga jauh dari para sahabatnya. selama bertugas di Yaman memungkinkan untuk berbuat dosa dan maksiat serta korupsi. Tetapi kalau bertaqwa kepada Allah dimanapun berada, maka kemaksiatan apapun bentuknya dapat dihindari.

Kedua: وأتبع السيّئة الحسنة تمحها ikutkanlah segenap keburukan yang kamu lakukan dengan kebabaikan, karena itulah yang dapat mengahapusnya. Maksudnya adalah jika kamu wahai Mu’adz melakukan kesalahan, mohonlah ampun kepada Allah atas segala dosa yang dilakukan. Selanjutnya lakukan kebaikan yang akan menghapus keburukan dan kesalahan tersebut. Seakan akan kalau sudah bersalah jangan arogan dan jangan sombong.  

Ketiga: وخالق الناس بخلق حسن bergaulah dengan orang orang menggunakan akhlak yang baik. Maksudnya, selama kamu Mu’adz bertugas di Yaman maka pargaulilah warga dan rakyatmu dengan baik, dengan akhlak yang baik maka kamu akan dapat dengan mudah diterima oleh rakyatmu. Jangan pandang warna kulitnya, jangan pandang berbeda kelompoknya kalau mereka adalah rakyatmu maka perlakukan dengan baik.

Tiga hal yang di sampaikan Rasulullah kepada Mu’adz bin Jabbal diatas menjadi rujukan dan tauladan bagi para pemimpin bangsa dan daerah saat ini. Maka tiga hal ini harus dijadikan pelajaran untuk mengemban amanah. Lewat tulisan singkat ini pula aku ingin berpesan kepada kalian wahai para pejabat atau yang akan menjadi pejabat di satu tempat, baik didaerah, dikantor atau di komunitas apapun.

Pertama: bertaqwalah kalian dimana saja kalian berada. Apabila kalian bekerja dikantor, atau dimanapun kalian berada maka bertaqwalah kepada Allah, dengan modal taqwa ini kalian tidak akan bermaksiat, tidak akan korupsi. Banyaknya kasus korupsi yang marak sekarang ini akibat kalian tidak bertaqwa kepada Allah. Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum guru dan kepala sekolah juga akibat dia tidak bertaqwa kepada Allah. Bahkan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum pejabat dan oknum anggota dewanpun karena mereka semuanya tidak bertaqwa kepada Allah. Bahkan banyaknya oknum artis dan pengusaha serta pejabat negara yang mendatangi dukunpun bagian dari tidak bertaqwa kepada Allah SWT.
Kedua: apabila kalian berbuat dosa maka ikutkan perbuatan dosa dan maksiat tersebut dengan berbuat baik. Sesali perbuatan dosa dan maksiat dan jangan malah bangga kalau terkena kasus suap, korupsi dan zinah serta  maksiat yang lain. Dengan menyesalinya kalian akan menjadi manusia suci karena dosa akan di ampuni Allah serta rakyat akan menyayangi kalian.

Ingatkah akan kisah Nabi Adam AS yang di kisahkan Allah dalam Al Qur’an, bahwa Nabi Adam dan Istrinya Hawa dilarang Allah untuk mendekati sebuah pohon (QS. Al Baqarah, 35), tapi yang terjadi adalah larangan Allah tersebut di laksanan oleh Nabi Adam dan Istrinya Hawa. Sehingga mereka di usir Allah dari menikmati indahnya surge. Akan tetapi Nabi Adam dan istrinya Hawa tidak sombong dan tidak mengatakan ada konspirasi politik, Nabi Adam dan Hawa istrinya beristigfar serta menyesali atas perbuatan dosanya serta melaksanakan perbuatan baik. (QS Al  A’raf ayat 23).

Jangan seperti Iblis, dimana Iblis ini di perintahkan Allah untuk sujud kepada Nabi Adam, tetapi Iblis tidak mau bersujud, Iblis malah Sombong, takabur dan arogan QS Al baqarah ayat 35 serta iblis menuduh ada konspirasi politik, iblis mengklaim dirinya paling suci dan bersih sedangkan adam adalah makhluk kotor dan tidak punya kelebihan apa apa.

Kalau kalian mengakui perbuatan dosa dan maksiat serta korupsi, beristigfar dan meninggalkan maksiat tersebut serta berbuat baik sebanyak mungkin. Maka yang demikian itu adalah generasi Nabi Adam. Kalau kalian tidak mengakui perbuatan dosa dan maksiat serta korupsi, tidak beristigfar dan tidak meninggalkan maksiat tersebut serta tidak berbuat baik apalagi mala membela diri. Maka orang yang demikian itu adalah generasi iblis.

Ketiga: pergaulilah semua rakyatmu dengan akhlak yang baik. Ajarkan rakyatmu untuk berkelakuan yang baik. Jangan mempergauli rakyatmu hanya yang menyoblos kamu saja wahai pejabat, jangan memberikan proyek kepada orang yang loyal kepadamu saja wahai pejabat, dan jangan berbuat hanya untuk partai politik saja wahai pejabat. Akan tetapi pergaulilah seluruh rakyatmu dengan cara yang baik, yang sopan dan akhlak mulia walaupun mereka tidak memilihmu, bukan partai politikmu. Inilah akhlak Rasulullah SAW, akhlaknya para sahabat Nabi juga akhlak para tabi’in serta ulama. Dengan akhlak yang baik dan mulia dalam bergaul bersama rakyat maka rakyatpun akan baik dan sopan kepada pemimpinnya.

Seharusnya para pemimpin di negeri ini di lantik dan di ajarkan pesan nabi Muhammad SAW ini saat mereka menjabat sebuah tugas negara. Dengan mengamalkan pesan yang mulia ini dalam menjalankan tugas negara maka mereka tidak akan maksiat dan korupsi, mereka akan mengakui kesalahannya dan tidak akan melawan hokum, mereka pun akan bergaul dengan rakyatnya menggunakan akhlak yang mulia. Apabila mereka siap menjalankan tiga amanat Rasulullah ini dipersilahkan untuk melanjutkan tugasnya, apabila tidak mampu menjalankan tiga pesan Nabi Muhammad ini dipersilahkan untuk meninggalkan tugasnya.

Hasbunallah
Abdul Hakim Abubakar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar