Belakangan ini tersebar kabar di kalangan masyarakat awam atau
masyarakat pengajian bahwa terdapat sejumlah Mubaligh dan Da’I yang menargetkan
tarif dalam berda’wah. Bahkan yang ironis lagi adalah para Mubalig dan Da’I
tersebut meminta bayar di muka dan tidak akan berceramah kalau tidak sesuai
dengan tarif yang ditargetkan oleh mereka. Informasi ini bukan lagi menjadi
rahasia umum, sebab beberapa bulan yang lalu saat aku memberikan pengajian di
jawa tengah, aku satu panggung dengan seorang Da’I muda yang sangat terkenal
lewat media televisi. Seorang Da’I tersebut menyebutkan angka yang sangat
tinggi terhadap panitia satu minggu sebelum acara sementara panitia sudah
menyebarkan undangan dan spanduk sudah di pampang di pinggir pinggir jalan.
Terpaksa panitia ngutang uang yang di minta oleh seorang Da’I tersebut.
Na’udzubillah…
Kondisi seperti ini tidak hanya aku yang menyaksikan akan tetapi
beberapa ulama dan panitia Peringatan Hari Hari Besar Islam (PHBI) pun
memberitahukan kepada aku tentang perilaku beberapa Mubaligh yang memberikan
tarif dalam da’wah ini.
tidak berlebihan kalau saya (penulis)
bilang, juga kecelakaan besar bagi mereka para mubaligh yang katanya berda’wah
menyebarkan agama dan mensyi’arkan Islam akan tetapi mereka menargetkan tarif
sebesar-besarnya untuk meraih kekayaan dunia. Mereka tidak akan hadir
memberikan ceramah kalau tidak sesuai bayarannya dengan yang di minta oleh
mereka Mubaligh. Kalau ini yang terjadi demi Allah ini sebuah kecelakaan besar
bagi mereka. Kalau kita lihat Rasulullah dan para sahabatnya, mereka dasarnya
adalah hartawan. Hartanya habis digunakan untuk berda’wah, akan tetapi mubaligh
saat ini justru mereka yang tadinya miskin tiba tiba kaya mendadak akibat
mecari harta dengan mengatasnamakan da’wah Islam.
Melihat kondisi seperti ini tidak berlebihan kalau aku katakan
sebagai Mubaligh yang bermental “anjing”. Sebab mereka adalah sudah terlalu
cinta kepada duniya dan mengikuti hawa nafsunya belaka. Sebagaimana firman
Allah SWT sebagai berikut:
qs9ur $
oYø¤Ï© çm»uZ÷èsùts9 $pkÍ5 ÿ¼çm¨ZÅ3»s9ur t$s#÷zr& n<Î) ÇÚöF{$# yìt7¨?$#ur çm1uqyd 4 ¼ã&é#sVyJsù È@sVyJx. É=ù=x6ø9$# bÎ) ö@ÏJøtrB Ïmøn=tã ô]ygù=t ÷rr& çmò2çøIs? ]ygù=t 4 y7Ï9º© ã@sVtB ÏQöqs)ø9$# úïÏ%©!$# (#qç/¤x. $uZÏG»t$t«Î/ 4 ÄÈÝÁø%$$sù }È|Ás)ø9$# öNßg¯=yès9 tbrã©3xÿtFt ÇÊÐÏÈ
Artinya: “Dan kalau Kami
menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu,
tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah,
Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya
dan jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah
perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah
(kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir”. (QS al a’raf: 176)
Para
Mubaligh dan Da’I adalah merupakan orang yang menyampaikan ayat ayat Allah di
tengah tengah ummat, perbuatan ini termasuk perbuatan yang sangat mulia dan
agung yang menyebabkan Allah akan mengangkat derajat mereka disisi–Nya. Akan
tetapi mereka di hinakan oleh Allah akibat tingkah laku yang tidak
menyenangkan, diantaranya adalah:
1. أخلد الى الأرض adalah cenderung kepada
dunia atau cinta dunia. Dunia dan isinya bagi mereka sangat diharapkan walaupun
mengorbankan ilmu dan iman yang ada dalam jiwanya. Contohnya adalah ada
diantara mubaligh yang menargetkan materi dalam da’wahnya dan mereka tidak akan
datang kalau tidak sesuai dengan target yang mereka minta.
2. y
çm1uqydìt7¨?$#ur adalah mengikuti
hawa nafsunya. Lagi lagi ilmu dan imannya kalah demi mengikuti hawa nafsu. Hawa
nafsu kecintaan kepada dunia menyebabkan dirinya hancur dan lenyap nilai da’wahnya.
Semoga hal ini terhindar dariku amin…
Anjing adalah penjaga rumah majikannya. Siang
dan malam seekor anjing akan selalu memperhatikan rumah majikannya. Apabila ada
orang yang masuk ke dalamnya maka anjing tersebut akan mengigitnya. Akan tetapi
apabila sejumlah kalangan yang jahat ingin merampok rumah mereka melemparkan
makanan dan daging empuk kepada anjing tersebut maka anjing tersebut akan
menyantap dengan nikmat dan tidak memperhatikan penjahat yang masuk kedalam
rumah. Dan penjahat tersebut dengan leluasa mengambil isi rumah dengan
seenaknya.
Ulama adalah penjaga agama Allah, apabila
ada sejumlah kalangan yang ingin merusak agama maka ulamalah yang akan berjuang
dan berperang melawan para musuh islam dan kaum muslimin.
Apabila seorang mubaligh terlalu cinta
terhadap dunia dan senantiasa mengikuti nafsu jahatnya, pada saat mereka
mendapatkan tawaran sejumlah harta, tahta dan wanita lalu mereka mengambil dan
menikmati fasilitas yang ada, omongan merka tidak lagi tegas dan tidak lagi mempertahankan
yang hak adalah hak yang batil adalah batil. Inilah strategi musuh musuh Allah
untuk selalu memberikan sejumlah harta dunia asalkan mereka da’wahnya tidak
tegas lagi.
Semoga kita para mubaligh dipelihara oleh
Allah untuk senantiasa berda’wah dengan ikhlas dan mengharapkan kepada Allah
imbalan yang sangat sempurna. Amin…
Abdul hakim abubakar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar