Jumat, 15 Juni 2012

MUSIBAH MUBALLIGH AKHIR ZAMAN



Belakangan ini tersebar kabar di kalangan masyarakat awam atau masyarakat pengajian bahwa terdapat sejumlah Mubaligh dan Da’I yang menargetkan tarif dalam berda’wah. Bahkan yang ironis lagi adalah para Mubalig dan Da’I tersebut meminta bayar di muka dan tidak akan berceramah kalau tidak sesuai dengan tarif yang ditargetkan oleh mereka. Informasi ini bukan lagi menjadi rahasia umum, sebab beberapa bulan yang lalu saat aku memberikan pengajian di jawa tengah, aku satu panggung dengan seorang Da’I muda yang sangat terkenal lewat media televisi. Seorang Da’I tersebut menyebutkan angka yang sangat tinggi terhadap panitia satu minggu sebelum acara sementara panitia sudah menyebarkan undangan dan spanduk sudah di pampang di pinggir pinggir jalan. Terpaksa panitia ngutang uang yang di minta oleh seorang Da’I tersebut. Na’udzubillah…

Kondisi seperti ini tidak hanya aku yang menyaksikan akan tetapi beberapa ulama dan panitia Peringatan Hari Hari Besar Islam (PHBI) pun memberitahukan kepada aku tentang perilaku beberapa Mubaligh yang memberikan tarif dalam da’wah ini. 

tidak berlebihan kalau saya (penulis) bilang, juga kecelakaan besar bagi mereka para mubaligh yang katanya berda’wah menyebarkan agama dan mensyi’arkan Islam akan tetapi mereka menargetkan tarif sebesar-besarnya untuk meraih kekayaan dunia. Mereka tidak akan hadir memberikan ceramah kalau tidak sesuai bayarannya dengan yang di minta oleh mereka Mubaligh. Kalau ini yang terjadi demi Allah ini sebuah kecelakaan besar bagi mereka. Kalau kita lihat Rasulullah dan para sahabatnya, mereka dasarnya adalah hartawan. Hartanya habis digunakan untuk berda’wah, akan tetapi mubaligh saat ini justru mereka yang tadinya miskin tiba tiba kaya mendadak akibat mecari harta dengan mengatasnamakan da’wah Islam.

Melihat kondisi seperti ini tidak berlebihan kalau aku katakan sebagai Mubaligh yang bermental “anjing”. Sebab mereka adalah sudah terlalu cinta kepada duniya dan mengikuti hawa nafsunya belaka. Sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:
 qs9ur $ 
oYø¤Ï© çm»uZ÷èsùts9 $pkÍ5 ÿ¼çm¨ZÅ3»s9ur t$s#÷zr& n<Î) ÇÚöF{$# yìt7¨?$#ur çm1uqyd 4 ¼ã&é#sVyJsù È@sVyJx. É=ù=x6ø9$# bÎ) ö@ÏJøtrB Ïmøn=tã ô]ygù=tƒ ÷rr& çmò2çŽøIs? ]ygù=tƒ 4 y7Ï9º©Œ ã@sVtB ÏQöqs)ø9$# šúïÏ%©!$# (#qç/¤x. $uZÏG»tƒ$t«Î/ 4 ÄÈÝÁø%$$sù }È|Ás)ø9$# öNßg¯=yès9 tbr㍩3xÿtFtƒ ÇÊÐÏÈ  
Artinya:  “Dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir”. (QS al a’raf: 176)

 Para Mubaligh dan Da’I adalah merupakan orang yang menyampaikan ayat ayat Allah di tengah tengah ummat, perbuatan ini termasuk perbuatan yang sangat mulia dan agung yang menyebabkan Allah akan mengangkat derajat mereka disisi–Nya. Akan tetapi mereka di hinakan oleh Allah akibat tingkah laku yang tidak menyenangkan, diantaranya adalah:

1.    أخلد الى الأرض   adalah cenderung kepada dunia atau cinta dunia. Dunia dan isinya bagi mereka sangat diharapkan walaupun mengorbankan ilmu dan iman yang ada dalam jiwanya. Contohnya adalah ada diantara mubaligh yang menargetkan materi dalam da’wahnya dan mereka tidak akan datang kalau tidak sesuai dengan target yang mereka minta.

2.    y çm1uqydìt7¨?$#ur adalah mengikuti hawa nafsunya. Lagi lagi ilmu dan imannya kalah demi mengikuti hawa nafsu. Hawa nafsu kecintaan kepada dunia menyebabkan dirinya hancur dan lenyap nilai da’wahnya. Semoga hal ini terhindar dariku amin…

Dalam ayat diatas, bahwa setiap orang atau siapa saja, apalagi yang statusnya sebagai kiyai dan mubaligh yang terlalu cinta terhadap dunia dan selalu mengikuti hawa nafsu jahatnya maka di ibaratkan seperti anjing.

Anjing adalah penjaga rumah majikannya. Siang dan malam seekor anjing akan selalu memperhatikan rumah majikannya. Apabila ada orang yang masuk ke dalamnya maka anjing tersebut akan mengigitnya. Akan tetapi apabila sejumlah kalangan yang jahat ingin merampok rumah mereka melemparkan makanan dan daging empuk kepada anjing tersebut maka anjing tersebut akan menyantap dengan nikmat dan tidak memperhatikan penjahat yang masuk kedalam rumah. Dan penjahat tersebut dengan leluasa mengambil isi rumah dengan seenaknya.

Ulama adalah penjaga agama Allah, apabila ada sejumlah kalangan yang ingin merusak agama maka ulamalah yang akan berjuang dan berperang melawan para musuh islam dan kaum muslimin. 

Apabila seorang mubaligh terlalu cinta terhadap dunia dan senantiasa mengikuti nafsu jahatnya, pada saat mereka mendapatkan tawaran sejumlah harta, tahta dan wanita lalu mereka mengambil dan menikmati fasilitas yang ada, omongan merka tidak lagi tegas dan tidak lagi mempertahankan yang hak adalah hak yang batil adalah batil. Inilah strategi musuh musuh Allah untuk selalu memberikan sejumlah harta dunia asalkan mereka da’wahnya tidak tegas lagi. 

Semoga kita para mubaligh dipelihara oleh Allah untuk senantiasa berda’wah dengan ikhlas dan mengharapkan kepada Allah imbalan yang sangat sempurna. Amin…

Abdul hakim abubakar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar