Selasa, 20 Desember 2011

PAHIT BERBUAH MANIS



pada tanggal 24 Agustus 2011 jam 23.00 saya silaturahim dengan seorang ust. Asep namanya. Seorang ust yang akrab di panggil ajengan ini menasehati saya dengan kalimat “menuntut ilmu itu awalnya pahit” dan nanti hasilnya akan berubah menjadi “manis”. Kalimat ini memang sederhana dan sangat gampang di ucapkan, akan tetapi dalam maknanya serta susah dan sulit diamalkan. Sebab yang namanya mencari ilmu harus menghadapi kesulitan dan kepahitan. Untuk menghadapi kesulitan dan kepahitan ini membutuhkan kesabaran yang dalam.

Banyak orang yang mental dan tidak kuat dalam mencari ilmu karena saking pahitnya. sehingga ada yang keluar dan tidak mau lagi bersentuhan dengan ilmu. Padahal seandainya sabar menghadapi kesulitan dan kepahitan ini, maka seseorang tersebut akan mendapatkan buah yang sangat manis dan nanti banyak peminat yang ingin mencicipi dari kemanisan buah ilmunya.

Memang benar sebuah pepatah yang sering di ungkapkan sejumlah kalangan, “berakit rakit dahulu berenang renang ketepian, bersakit sakit dahulu baru kemudian berbahagia”. Pepatah ini sangat cocok apa yang diucapkan oleh seorang ust. DiataS. Karena ucapan ini merupakan intisari dari pesan Allah dalam Al Qur’an. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an sebagai berikut:

¨bÎ*sù yìtB ÎŽô£ãèø9$# #·Žô£ç ÇÎÈ   ¨bÎ) yìtB ÎŽô£ãèø9$# #ZŽô£ç ÇÏÈ   #sŒÎ*sù |Møîtsù ó=|ÁR$$sù ÇÐÈ   4n<Î)ur y7În/u =xîö$$sù ÇÑÈ 
   
Artinya:  karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS. Al Insyirah. 5-8)

Menurut ayat diatas bahwa, kemudahan itu akan datang dan muncul karena adanya kesusahan dan kepahitan yang dirasakan oleh seseorang. Dua kali Allah SWT mengulang kalimatnya yang serupa, itu artinya bahwa Allah menekankan kepada penuntut ilmu atau yang lainnya, bahwa awalnya mendapatkan kepahitan nanti akan muncul buah yang manis. Ayat berikutnya menjelaskan bahwa seseorang pun harus sungguh sungguh dalam menjalankan tugas, apabila dia seorang pencari ilmu maka seseorang tersebut harus sungguh sungguh dalam mencari ilmunya, kalau tidak sungguh sungguh maka kesulitan itu akan terus menimpa seseorang, akan tetapi kalau sungguh sungguh, maka akan keluar dari kesulitan dan kepahitan menuju buah yang manis.

Bertahun tahun saya merasakan kepahitan seperti ini. Dari umur 12 tahun aku pergi meninggalkan kampung halaman dan kedua orang tuaku serta sanak family. Saya pergi mencari ilmu di sebuah pesantren di Jakarta. Selama 6 tahun saya pergi, yang aku minta sama orang tuaku adalah doa buat ku. Setelah tamat Aliyah aku bingung mau kuliah dimana dan dari mana uang aku dapatkan untuk mendaftar kuliah.

Dengan kesungguhan dan sabar menghadapi kepahitan ini, dua tahun aku kuliah di D2 Ummul Qura, dua tahun lagi aku ambil di Pendidikan Dasar Ulama (PDU MUI) dan aku lanjutkan kuliah  S I di PTIQ. Al hamdulillah aku dapat menyelasikannya dengan baik. Sekarang aku dapat mengamalkan ilmu ditengah masyarakat walaupun masih banyak belajar dan mengasah ilmu dari guru guru dan ulama. Kesana kemari aku menyampaikan ilmu. Ada diantara mereka yang menghargaiku dengan sebuah amplop dan ada juga yang tidak memberikan apa apa, akan tetapi aku tidak mengaharpkan dari itu semua. Kewajiban aku adalah menyampaikan ilmu.

Semoga Allah memberikan yang terbaik dan kedepannya aku lebih sabar lagi dalam mencari dan mengamalkan ilmu Allah ini.. amin…

Abdul Hakim Abubakar El Kahir



Tidak ada komentar:

Posting Komentar