pada tanggal 24 Agustus 2011 jam
23.00 saya silaturahim dengan seorang ust. Asep namanya. Seorang ust yang akrab
di panggil ajengan ini menasehati saya dengan kalimat “menuntut ilmu itu
awalnya pahit” dan nanti hasilnya akan berubah menjadi “manis”.
Kalimat ini memang sederhana dan sangat gampang di ucapkan, akan tetapi dalam
maknanya serta susah dan sulit diamalkan. Sebab yang namanya mencari ilmu harus
menghadapi kesulitan dan kepahitan. Untuk menghadapi kesulitan dan kepahitan
ini membutuhkan kesabaran yang dalam.
Banyak orang yang mental dan tidak
kuat dalam mencari ilmu karena saking pahitnya. sehingga ada yang keluar dan
tidak mau lagi bersentuhan dengan ilmu. Padahal seandainya sabar menghadapi
kesulitan dan kepahitan ini, maka seseorang tersebut akan mendapatkan buah yang
sangat manis dan nanti banyak peminat yang ingin mencicipi dari kemanisan buah
ilmunya.
Memang benar sebuah pepatah yang
sering di ungkapkan sejumlah kalangan, “berakit rakit dahulu berenang
renang ketepian, bersakit sakit dahulu baru kemudian berbahagia”. Pepatah
ini sangat cocok apa yang diucapkan oleh seorang ust. DiataS. Karena ucapan ini
merupakan intisari dari pesan Allah dalam Al Qur’an. Allah SWT berfirman dalam
Al Qur’an sebagai berikut:
¨bÎ*sù yìtB Îô£ãèø9$# #·ô£ç ÇÎÈ ¨bÎ) yìtB Îô£ãèø9$# #Zô£ç ÇÏÈ #sÎ*sù |Møîtsù ó=|ÁR$$sù ÇÐÈ 4n<Î)ur y7În/u =xîö$$sù ÇÑÈ
Artinya: karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS.
Al Insyirah. 5-8)
Menurut ayat diatas bahwa,
kemudahan itu akan datang dan muncul karena adanya kesusahan dan kepahitan yang
dirasakan oleh seseorang. Dua kali Allah SWT mengulang kalimatnya yang serupa,
itu artinya bahwa Allah menekankan kepada penuntut ilmu atau yang lainnya,
bahwa awalnya mendapatkan kepahitan nanti akan muncul buah yang manis. Ayat berikutnya
menjelaskan bahwa seseorang pun harus sungguh sungguh dalam menjalankan tugas,
apabila dia seorang pencari ilmu maka seseorang tersebut harus sungguh sungguh
dalam mencari ilmunya, kalau tidak sungguh sungguh maka kesulitan itu akan
terus menimpa seseorang, akan tetapi kalau sungguh sungguh, maka akan keluar
dari kesulitan dan kepahitan menuju buah yang manis.
Bertahun tahun saya merasakan
kepahitan seperti ini. Dari umur 12 tahun aku pergi meninggalkan kampung
halaman dan kedua orang tuaku serta sanak family. Saya pergi mencari ilmu di
sebuah pesantren di Jakarta. Selama 6 tahun saya pergi, yang aku minta sama
orang tuaku adalah doa buat ku. Setelah tamat Aliyah aku bingung mau kuliah
dimana dan dari mana uang aku dapatkan untuk mendaftar kuliah.
Dengan kesungguhan dan sabar
menghadapi kepahitan ini, dua tahun aku kuliah di D2 Ummul Qura, dua tahun lagi
aku ambil di Pendidikan Dasar Ulama (PDU MUI) dan aku lanjutkan kuliah S I di PTIQ. Al hamdulillah aku dapat
menyelasikannya dengan baik. Sekarang aku dapat mengamalkan ilmu ditengah
masyarakat walaupun masih banyak belajar dan mengasah ilmu dari guru guru dan
ulama. Kesana kemari aku menyampaikan ilmu. Ada diantara mereka yang
menghargaiku dengan sebuah amplop dan ada juga yang tidak memberikan apa apa,
akan tetapi aku tidak mengaharpkan dari itu semua. Kewajiban aku adalah
menyampaikan ilmu.
Semoga Allah memberikan yang
terbaik dan kedepannya aku lebih sabar lagi dalam mencari dan mengamalkan ilmu
Allah ini.. amin…
Abdul Hakim Abubakar El Kahir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar